Mila

MILA

monolog
Putu Wijaya


MILA DUDUK DI ATAS KLOSET MENAHAN KESEDIHANNYA. TERDENGAR LAGU YANG SEDIH. MILA TAK MAMPU LAGI MENAHAN DIRI. IA MULAI MENGISAK. LAGI BERTAMBAH SEDIH. TANGIS MILA MAKIN KERAS. LAGU TERUS MENYERET. TANGIS MILA MULAI MENJADI-JADI. AKHIRNYA IA HISTERIS.

TIBA-TIBA TERDENGAR SUARA KETUKAN. MILA CEPAT-CEPAT MEMBUNUH KESEDIHANNYA. LALU MENJAWAB.

Sebentar.

MILA MEMBERESKAN KESEDIHANNYA. TAPI KETUKAN ITU TERDENGAR LAGI.

Ya sebentar!

MILA BERGEGAS. KETUKAN SEMAKIN BERTUBI-TUBI.

Ya, ya, ini sudah selelesai. Sudah selesai!

KETUKAN TERUS. MILA BERHASIL MEMBUNUH KESEDIHANNYA. DIA MENYAPU AIR MATANYA.

Ya sudah!

MILA LALU KELUAR. TAPI TERNYATA TIDAK ADA ORANG. MILA MELIHAT KE KANAN DAN KIRI MENCARI ORANG ITU. TAPI TAK ADA. MILA MENUNGGU.

Ada yang mau pakai kamar kecil kali? Ini sudah kosong sekarang!

TAK ADA SAHUTAN.

Siapa yang mau ke belakang? Kosong kok!

TAK ADA JAWABAN.

WC-nya sudah kosong!

TAK ADA SAHUTAN. MILA BERGERAK MENJAUH. LALU BERSERU.
Siapa yang mau ke belakang? Sudah kosong!

TAK ADA JAWABAN. MILA MEMRIKSA KE SEGALA ARAH DENGAN TELITI. SESUDAH IA YAKIN TIDAK ADA ORANG YANG BERMINAT. IA CEPAT-CEPAT MASUK KEMBALI. TAPI KEMUDIAN KARENA RAGU CEPAT KELUAR LAGI. LANGSUNG MENENGOK KIRI DAN KANAN.

Ada yang mau pakai kamar kecil?

TAK ADA JAWABAN. MILA CEPAT MASUK LAGI. IA MENGUNCI PINTU. LALU DUDUK. BEGITU DUDUK SEDIH ITU KEMBALI MENGHAJARNYA. IA MENGISAK. KEMUDIAN HAMPIR TAK MAMPU MENAHAN ERANGANNYA. LAMA-LAMA HISTERIS. TETAPI TIBA-TIBA TERDENGAR NAMANYA DIPANGGIL.

Mila! Mila!

MILA TERKEJUT.. IA CEPAT MEMBUNUH KESEDIHANNYA.

Mila!

MILA MENJAWAB TERTAHAN. SUARANYA TERDENGAR SANGAT CERIA DAN BERSEMANGAT.

Ya?! Sapa itu?

TAK ADA JAWABAN.

Tunggu. Dikit lagi!

MILA CEPAT MEMBERESKAN KEMBALI DIRINYA. IA KELUAR DARI KESEDIHAN. LALU MEMAKSA MUKANYA TERSENYUM.

Silvana ya?

TAK ADA JAWABAN.

Tunggu ntar Sil.

MILA MEMBERESKAN MUKANYA.

Kirain nggak jadi. Jadi ya? Ntar ya. Aku udah siap kok. Bawa bedak nggak?

MILA MEMBENAHI DANDANANYA. MENARIK NAFAS. MENYIRAM KLOSET. LALU KELUAR SAMBIL TERSENYUM.

Sorry Sil.

KELUAR TAPI TERKEJUT. KARENA TIDAK ADA ORANG.

Sil! Silvana!

MILA MENCARI-CARI KE DEKAT PENONTON.

Sil!

BERTANYA PADA SALAH SATU PENONTON.

Maaf, tadi lihat Silvana? Itu yang biasa ke mari. Ya orangnya tinggi. Bukannya dia tadi yang manggil-manggil. Bukan ya? Kalau begitu siapa ya?

MEMANGGIL.

Sil!

MENARIK NAFAS PANJANG.

Atau mungkin Oki. Oki ya? (MEMANGGIL) Oki! Oki! Jangan becanda Oki. Gue udah siap. Dari tadi juga udah siap. Kalian aja yang suka jam karet. Baru gitu udah keder. Oki!

TAK ADA JAWABAN. MELIHAT JAM TANGANNYA.

Sudah lewat 3 jam. Nggak ada yang SMS, kirain nggak jadi. Jadi nggak? Jadi?! Harus jadi dong! Kenapa mesti mundur.

TAK ADA JAWABAN.

Okiiii! (TAK ADA JAWABAN. MENUNGGU) Yas udah kalau telatnya udah terlalu telat berarti batal.

ADA YANG MENYAPA. MILA BERBALIK DAN TERSENYUM, LALU MENJAWAB

Eh Ibu. Keren banget. Selamat malam. Pangling Mila. Saya nunggu teman-teman. Katanya janjian mau berangkat. Tapi sudah 3 jam belum ada yang kelihatan. Saya sudah mulai ngantuk. Tapi kalau tidur, nanti dikira bohong. Jadi saya tunggu saja. Cuma kalau menunggu itu godaannya banyak. Selain ngantuk, jadi sering kebelet mau ke belakang. (KETAWA) Sudah 10 kali saya keluar-masuk kamar kecil. Soalnya kalau sudah jalan nanti susah. Kalau mau buang air di sana repot. Lebih baik diselesaikan dulu di ryumah secara jantan. (KETAWA) Karena biasanya semakin susah, semakin kita mau buang-bunag air. Padahal kalau keadaan normal, sehari juga bisa tahan tidak ke kamar kecil. Memang lucu. Silakan-silakan. Saya menunggu mereka. Terimakasih Bu, Terimakasih. Saya jadi malu.

MILA MENGANGGUK DAN TERSENYUM KEPADA BEBERAPA ORANG YANG LEWAT.

Baik, baik. Saya sehat-sehat saja, masih waras. Itu yang penting kan? (KETAWA) Ya alahamdulillah, terimakasih. Ibu juga oke kan? Anak-anak sudah kembali sekolah? Ya saya dengar. Sukses ya Bu. Saya ikut gembira. Mudah-mudahan jadi pemimpin yang baik. Sekarang ini memang banyak pemimpin, yang baik juga ada, tapi yang tahan uji dan tahan banting, kayaknya masih belum banyak. Oh, tidak ada? (KETAWA) Ya, ya saya juga dengar itu Pak. Siapa yang bisa tahan kalau dipancing dengan milyardan, trilyunan lagi. Kapan lagi. Masuk penjara sebentar juga nggak apa, keluar-keluar juga semua orang sudah lupa. Malah jadi selebriti. Tapi itu, ya betul. Kalau disogok milyardan lalu jatuh mental, kita bisa mengerti. Siapa yang nggak kepingin enak sekarang. Tapi yang itu, masak Cuma dikasih Kijang, butut lagi, imannya sudah langsung patah. Memang soal mental yang mental, Pak. Betul, mental kita yang bermasalah sekarang, ya, ya Pak, Baik Bu, silakan. Selamat!

SALING SALAMAN BERPISAH.

Mangga, mangga. Terimakasih Bu. Mampir nanti. Baik Bu, Ya Pak. Wah. Betul!

KETAWA CERIA.

Ya. Ya. (TERIAK) Yang banyak saja Bu! Tapi jangan lupa uang dengernya! (KETAWA) Ha-ha-ha

LANGSUNG MEMBUNUH KETAWANYA SETELAH ORANG-ORANG ITU PERGI. KEMUDIAN IA MENOLEH KE KANAN-KE KIRI.

Sil! Dewi! Oki! Agung!

TAK ADA JAWABAN. MENARIK NAFAS PANJANG. AKHIRNYA IA MASUK KEMBALI KE DALAM WC DAN LANGSUNG SEDIH. MULA-MULA MENGISAK. KEMUDIA SEPERTI MELONJAK HENDAK MELEDAK. TAPI KEMUDIAN TERDENGAR KETOKAN LAGI. LANGSUNG IA MEMBUNUH TANGISNYA.

Ya!

BURU-BURU MENGUSAP AIR MATANYA DAN KELUAR.

Silvana ya?

MENOLEH KE KIRI DAN KE KANAN, TAPI TIDAK ADA ORANG. IA TERSENYUM. TAPI TIDAK ADA SIAPA-SIAPA.

Mau ke belakang? Kosong kok. Oh bukannya tadi yang ngetok-ngetok itu? O, ya, ya mungkin anak-anak nakal. Kalau begitu saya pakainya, ya. Mari.

TERTAWA DAN TERSNYUM. LALU MASUK KEMBALI KE DALAM KAMAR KECIL. BEGITU MASUK, IA LANGSUNG SEDIH. LANGSUNG MENANGIS. TAPI TIBA-TIBA IA TERDIAM, KARENA SEPERTI MENDENGAR SESUATU. IA MENUNGGU. TIDAK ADA APA-APA. AKHIRNYA IA MELANJUTKANKAN MENANGIS . TAPI KEMUDIAN IA KEMBALI MEMBUNUH TANGISNYA KARENA TERDENGA DERING HP. IA CEPAT MENGELUARKAN HPNYA DAN MENJAWAN. SUARANYA CERIA DAN BERDESAH SEKSI.

Ya hallo. Siapa? Dewi ya? O, bukan, bukan, Bapak siapa? Siapa? Bukan Pak. Salah sambung. Ini bukan rumahnya SIlvana. SIlvana? Saya temannya Silvana, Silvana siapa? O Silvana itu. Ini Pak Muh ya? Walah pak Muh! Saya Dewi pak Muh. Kirain siapa, suaranya kok serem. Ada apa Pak Muh? Baik, baik. Tidak apa-apa Pak Muh. Badai sudah berlalu. Yang sudah ya sudah kenapa mesti di pikiran. Betul. Saya sih lihat hikmahnya saja. (KETAWA) Baik-baik, amin, amin. Yan anti saya saya sampaikan. Terimakasih Pak, Salam sama IBu dan anak-anak. Bye.

CEPAT MEMATIKAN HP DAN LANGSUNG MELANJUTKAN MENANGIS.

Tuhan kenapa saya, kenapa saya terus

IA TAK SANGGUP MELANJUTKAN BICARA KARENA TANGISNYA MEMBERONDONG.

TIBA-TIBA TERDENGAR SUARA ORANG BERTENGKAR. MILA BERUSAHA MENUTUP MULUTNYA, TAPI TANGISNYA TIDAK TERKUASAI. UNTUNG SUARA PERTENGKARAN ITU HEBAT SEKALI, SEHINGGA TANGISAN MILA TERTUTUP. BEBERAPA LAMA SUARA TANGISAN MILA DAN PERTENGKARAN ITU SEPERTI BERLOMBA. MILA PUNYA KESEMPATAN UNTUK SABAT.

Kenapa harus aku, aku saja. Apa tidak ada orang lain. Aku terus, sampa kapan aku yang dijadikan korban!

TIBA-TIBA SUARA PERTENGKARAN YA NG HEBAT ITU BERHENTI. SUARA MILA TERDENGAR KJELAS.

Aku tidak kuat lagi, aku mau bunuh diri kalau terus begini!

MILA TERKEJUT KARENA SUARANYA KELEPASAN. UNTUK MENGATASI ITU IA CEPAT BERTERIAK SEAKAN-AKAN ADA TIKUS.

Tikus! Tikus! Ya Tuhan kenapa ada tikus di sini! Ayo-ayo!

UNTUK MENUTUPI SAMBATNYA YANG KELEPASAN, MILA MEMBUAT GADUH, MEMBURU DAN MEMUKUL-MUKUL TIKUS

Kurang ajar! Pasti kamu yang suka curi makanan! Kamu perusushnya, teroris! Kamu. Jelek, bau, terkutuk!

TIBA-TIBA MILA DIAM. TERDENGAR NAFASNYA TERSENGAL-SENGAL. IA NGUPING KALAU-KALAU ADA YANG SUDAH MENDENGAR SUARA SAMBATNYA YANG KELEPASAN. TERNYATA TIDAK ADA SIAPA-SIAPA. SEPI. LALU MILA MENGHAPUS AIR MATANYA DAN KELUAR.UNTUK MELIHAT SITUASI.

TERNYATA ADA ORANG YANG DATANG MENDENGAR SUARA RIBUT-RIBUT ITU. MILA TERTAWA.

Nggak-nggak apa-apa. Nggak apa-apa. Hanya tikus saja kok. Sebenarnya saya tidak takut, hanya kaget. Habis dia melincat ke atas kepala dari atas sana. Jadi saya kaget. Nih air mata sampai keluar. Karena kaget. Mau masuk? Silakan, saya belum selesai, tapi kalau sudah kepotong jadi tidak bisa. Silakan saja dulu, dipakai saja, biar saya tunggu supaya hasratnya datang lagi. Silakan-silakan. Mari. Nggak apa-apa kok (KETAWA) Saya bisa nunggu kok

ORANG ITU MASUK DAN MILA MENUNGGU.

Berantakan ya? Habis tikusnya tadi besar. Tak hajar saja biar kapok. (KETAWA. LAGU SEDIH ITU TERDENGA LAGI. TAK SADAR MILA BERSENANDUNG. KEMUIDSAN MENYANYI MENGIKUTI LAGU ITU. SUAEANYA TERDENGAR TABAH DAN GEMBIRA) Yah lagu-lagu sekarang memang cengeng semuanya, tapi daripada tidak ada lagu, ya Bu, kata orang suara saya lumayan. (TERUS MENYANYI) Tidak apa Bu, yang enak saja. Saya bisa nunggu. ( MAU MENERUSKAN MENYANYI TAPI ORANG ITU KELUAR) Lho sudah? Tak jadi? Ada airnya kok. Tunggu saja. O gitu. Ikut-ikutan nggak nafsu? Memang banyak orang dengar nama tikus saja sudah jijik. Silakan. Ya terimakasih. Saya nunggu teman, mau pergi. O itu, tak apa. Namanya hidup, nasib kita macam-macam. Kalau dibanding-bandingkan dengan orang lain akan tambah sedih. Hadapi saja dengan tabah. Lama-lama akan selesai juga. Saya ambil hikmah dan manfaatnya saja. Habis mau apa lagi. Nangis juga tidak akan mengembalikan apa-apa. Ya terima saja dan harus diperbaiki sendiri. Kalau tidak siapa lagi yang akan menolong kita. (KETAWA) Ya saya sudah biasa. Mari, mari, Bu.

BEGITU ORANG ITU PERGI, IA CEPAT MASUK, LALU LANGSUNG MENANGIS LAGI HISTERIS. SEKARANG BENAR-BENAR HABIS-HABISAN. IA TAK MAMPU LAGI MENGENDALIKAN DIRINYA. IA HISTERIS. LALU MENGAMUK IA MENGELUARKAN SURAT-SURAT DAN MEROBEK-ROBEKNYA. IA MENGELUARKAN SEBUAH FOTO LALU MEROBEk-ROBEKNYA. KEMUDIAN MELEMPARKAN KE DALAM LUBANG WC. IA JUGA MENGELUARKAN PISAU, LALU SEPERTI MENOREH-NOREH LENGANNYA SEAKAN-AKAN ORANG BUNUH DIRI. SUDAH ITU IA MENJERIT DAN MENGGAPAI-GAPAI TETAPI TANPA SUARA. DAN MELAKUKAN BANYAK HAL MELONTARKAN SELURUH DURI-DURI YANG TERSIMPAN DI DALAM BATINNYA. SEHINGGA KEMUDIAN IA KEHABISAN TENAGA DAN TERHENYAK, TERKULAI, SEPERTI CUCIAN BASAH DI ATAS KLOSET.

BEBERAPA LAMA SEPI. TAPI KEMUDIAN TERDENGAR SUARA KETOKAN. MILA TERKEJUT.

Mila!

MILA CEPAT MEMBENAHI DIRI.

Ya. Mila di sini.

MILA MEMPERBAIKI DANDANAN DAN MEMBEDAKI MUKANYA. IA MENYIAPKAN WAJAHNYA.. LALU MEMASANG SENYUMAN. DAN AKHIRNYA SETELAH SIAP, IA KELUAR SAMBIL TERTAWA KECIL DAN HEBOH

Eeeee kirain nggak jadi. Ayo aku sudah siap. Nggak apa-apa. Mesti dihadapi kalau memang kenyataannya begitu. Kenapa tidak. Ayo. Biasa. Namanya juga hidup. Semua orang juga mengalami, tidak ada yang bisa seneng terus-terusan, nggak ada! Hanya saja ada yang pintar menyimpan supaya tidak kelihatan. Habis untuk apa dipamerkan, Mengganggu orang saja. Ayo! Kalau sudah lewat semuanya juga akan jadi lelucon. Makin sakit akan makin lucu. Ya nggak? (KETAWA). Gitu aja kok repot. Emang gua pikirin! (KETAWA) Ayo! Hidup ini asyik kok!

LAGU YANG SEDIH ITU TERDENGAR SEMAKIN KERAS DAN MENGIRIS. TAPI MILA TERTAWA GEMBIRA. SAMA SEKALI TANPA BEBAN.


Jakarta 20 April 2010