John

JOHN

monolog

PUTU WIJAYA


ORANG ITU MUN CUL DARI KEGELAPAN. KEDUA TANGANNYA TERBENAM KE DALAM SAKU JAKET. IA BERJALAN TENANG, HATI-HATI. MATANYA TERUS MENATAP KE DEPAN.

KETIKA SAMPAI DI DEPAT PENONTON LALU DIA MENYAPA:

John!

NAMPAK WAJAH JOHN LENNON DI LATAR BELAKANG. ORANG ITU BERBALIK. MENGELUARKAN PISTOLNYA DAN MEMBIDIK.

BUNYI TEMBAKAN.

GAMBAR JOHN LENNON LENYAP.

LELAKI ITU MASIH MENEMBAK BEBERAPA KALI LAGI. LALU BERJALAN KE DINDING BELAKANG TEMPAT GAMBAR TADI KELIHATAN. MENGELUS DAN MENCIUMNYA. LALU BERBALIK. BERJALAN KE DEPAN. MEMASUKKAN PISTOLNYA KEMBALI. DAN BICARA KEPADA PENONTON.

Aku yang sudah membunuh John. Aku yang sudah menembaknya beberapa kali untuk meyakinkan, bukan untuk merusak..Aku memuntahkan peluru-peluru baja itu ke dalam tubuhnya yang aku cintai dengan cinta. Tapi kalian menamakan itu kekejian.

TERSENYUM.

Di dalam tubuh itu tersimpan spirit perdamaian. Kasih sayang, simpati kepada pergerakan kaum perempuan, seperti yang menyala-nyala dalam sukmaku sendiri. Bagaimana mungkin aku akan merusakkan sesuatu yang persis sama dengan diriku?

MENGANGKAT TANGAN.

Tidak! Aku hanya menyapa. Dengan cara yang menyakitkan banyak orang, barangkali. Itu hanya masalah sudut pandang. Dengan menembaknya sekarang aku bisa membuktikan, bahwa manusia masih bisa mencintai manusia lain. Bahwa kita semua yang hidup di dalam abad yang sudah dirobek-robek oleh konsep, idiologi dan berbagai dogma, pandangna politik, kemajuan teknologi ini, masih bisa memberikan perhatian pada seorang lelaki berusia 40 tahun yang tiba-tiba meninggal di pinggir jalan di New York, ribuan kilometer dari rumah kita.

BERJALAN-JALAN.

Ternyata manusia ternyata masih memiliki air mata. Memiliki rasa simpati, memiliki rongga kasih sayang terbuka, baik dia hidup di pencakar langit atau di gubuk-gubuk kumuh di tepi sungai. Peperangan, permusuhan, kesimpangsiuran politik yang menyebabkan dunia bebal menghadapi kematian di Vietnam, Bangladesh, El Savador, Iran, Timur Tengah , Polandia, Afrika Selatan, Cuba, Bosnia dan Indonesia, tidak bisa menghapuskan cinta.

MENGAJAK SESEORANG BERBICARA.

Hallo. Apa kabar? Mungkin, mungkin saja aku sudah menembak karena sudah kena hipnotis. Barangkali juga karena aku iri, karena aku bukan John, tapi John sendiri. Bisa jadi karena inspirasi konyol untuik dicatat di dalam sejarah. Barangkali karena jiwaku gelisah mengingat ucapan-ucapannya yang mengecilkan hati Kristus di masa lalu.

MENCARI ORANG LAIN.

Barangkali karena aku melihat dengan sedih, kesia-siaannya untuk memprotes perang dalam demonstrasi maupun lirik lagu-lagunya. Sebab apa gunanya semua protes-protes itu kalau tidak mengubah apa-apa. Hanya membuat dia menjadi terkenal, makin terkenal, menjadi super star, pahlawan dan akhirnya makin kaya?! Sementara apa yang dia kutuk yang kita mau reformasi masih tetap kokoh bahkan makin lama makin menenggelamkan dunia ini!

MENGAJAK SALAMAN. TAPI KEMUJDIAN MENGURUNGKAN ULURAN TANGANNYA. LALU TERTAWA. LANTAS KEMBALI KE TEMPATNYA.

Aku tidak membunuh siapa-siapa. Aku justru melahirkan John kembali menjadi jutaan dalam sekejap mata. Sekarang seluruh dunia akan mengingatnya. Seluruh dunia akan mengulang-ulang pesan dan protes-protesnya. Aku sudah memecah kaca yang mengurungnya dan mendisitribusikan perjuangannya menjadi nyata. Dan itu sudah membuat berjuta-juta orang menangis. Marah dan mengutuk. Ini memang belahan yang terburuk dari perjuanganku.

DUDUK.

Sekarang aku diseret ke dalam sebuah sidang yang dihuni oleh orang-orang terpilih yang dianggap berpikiran waras di negeri ini. Mereka akan melotot dan memasang kupingnya pada setiap kata, setiap data, untuk kemudian memastikan apakah aku salah atau benar. Sementara aku hanya ingin melakukan kebajikan yang aku yakini. Aku hanya mencoba mengajak semua orang membuka lembaran sejarah baru agar meninggalkan buku tua yang penuh dengan kemelut politik, intrik dan kemerosotan ekonomi yang direncanakan.

BERDIRI

Kalau aku akan dihukum sekarang, segala terobosan ini akan sia-sia. Segalanya akan berulang kembali seperti dulu. Dan John yang baru saja lahir kembali dalam diri setiap orang, perlahan-lahan akan mati. Kematian yang sama saja dengan kematian jutaan orang lain di masa lalu. Tidak. Itu terlalu mahal. Aku tidak menyukainya. Aku takut pada serangan balik yang memuakkan itu!

MENANGIS.

Terlalu menyedihkan! Terlalu sepele kalau kehadiran John hanya untuk menolong generasi sekarang menyanyi dan kem udian dilupakan begitu saja. Itu tragedi! Itu sudah berkali-kali kita alami, sehingga aku sampai pada kesimpulan yang mengerikan. Apa betul kita benar-benar menginginkan perubahan atau hanya pura-pura? Jangan-jangan kita sebenarnya ingin terus begini? Mapan! Dekaden!

MARAH DAN MULAI BERINGAS.

Tidak! Apa kita hanya ingin nampak sebagai orang gelisah, yang ingin dunia ini damai, manusia saling menyintai, menghargai perbedaan, hidup berdampingan dan bersaudara? Padahal di lubuk hati yang terdalam, kita lebih suka dunia terus bergolak, perang, kesia-siaan, penderitaan, kepura-puraan, penindasan, kepalsuan, kebohongan, kekerasan, kelaparan, kesengsaraan, perubahan-perubahan drastis, kejam, mendadak, bencana sambung-menyambung bagi negara-negara di dunia ketika?! Itu tai!

BERJALAN CEPAT BERPUTAR.

Aku akan tahu! Aku akan segera tahu, kalau para juri-juri yang terhormat itu memberikan keputusannya , kalauYang Mulia Hakim menetapkan hukumanku dengan dengan ketukan palu!

BERHENTI DAN MEMUKUL.

Tapi apa pun keputusannya, satu hal sudah pasti, setiap hari sekarang semua orang di seluruh dunia menghidupkan John di dalam hati. Nanti kalu kita masuki tahun ayam jantan, dunia benar-benar akan berkokok menyerukan fajar baru. Era baru dimulai dengan perubahan yang radikal. Tendang semua kekejaman dan kesia-siaan yang sudah kita pelihara padahal itu bikin dunia kropos. Jadi tidak ada jalan yang lebih baik dari, aku ulangi, tidak ada jalan lain yang lebih baik dari sebuah keputusan adil, bijak, revolusioner, kontroversial: membebaskan aku dari semua tuduhan ! Tidak bersalah!

MENGHAMPIRI PENONTON

Kita tinggalkan nilai-nilai tua yang busuk, kibarkan John jadi lambang.


PEMBELAAN DI TENGAH PENONTON

Saudara-saudara, aku tidak membunuh John! Aku melawan sebuah sistem yang tidak menghendaki adanya sebuah perubahan. Aku bukan pahlawan, tetapi juga bukan penjahat! Aku hati kec il kamu semua! Aku tidak lebih baik dari kalian! Tapi juga tidak lebih buruk dari setiap orang yang ada di sini! Kita semua sama-sama menginginkan kebahagiaan, dunia yang lebih menjamin persaudaraan. Aku bukan milik diriku lagi. Aku adalah wakil kalian semua untuk membawa tongkat estafet yang tidak bisa kalian bawa sendiri ke garis finis. Aku bukan pembunuh tapi darah putih di dalam tubuh kalian yang harus membasmi semua virus yang mau melumpuhkan sistem kewarasan. Dan pengadilan ini, tidak boleh lagi hanya sebuah badan formal yang dibentuk oleh penguasa, tetapi proses batin setiap orang untuk memenangkan kemanusiaan!

LARI KE DEPAN

Jadi Saudara-Saudara, Yang Mulai Hakim yang saya hormati, para juri, tak ada jalan yang lebih baik untuk keluar dari peristiwa kecil yang penting ini kecuali: kita harus bertindak lebih maju. Aku tidak takut menjalani hukuman. Sama sekali tidak! Siapa takut! Aku tidak mengingkari tanggungjawab terhadap beberapa orang yang akan bunuh diri setelah John meninggal. Tidak! Aku cuma ingin memberi garis bawah, memperjelas, tidak ada perjuangan yang tanpa pengorbanan. Lebih baik, lebih berguna, lebih progresif, lebih lugas kalau tertuduh, aku, dibebaskan tanpa syarat. Tidak bersalah!

MENARIK NAFAS.

Malah aku harus diberikan kompensasi ganti rugi atas keterlanjuran dipaksa menjadi tertuduh, menjalani proses panjang bertele-tele penuh dengan intrik polotik, menghabiskan uang dan waktu, hanya untuk mengalihkan perhatian rakyat dari sesuatu persoalan negara yang lebih besar. Itu justru yang yang harus diadili! Sekian. Terimakasih.

MENGELUARKAN PISTOL DARI SAKUNYA. BERJALAN MENGHAMPIRI PENONTON. DI DEKAT PENONTON KEMUDIAN MENUNGGU.

DI LAYAR KELIHATAN SEORANG BERLARI-LARI.

Heeee!

NAMPAK SEBUAH WAJAH BESAR DI LAYAR MENOLEH. ORANG ITU BERBALIK DAN MENEMBAK. DOR. GAMBAR DI LAYAR HILANG. ORANG ITU BERJALAN KE TENGAH PENTAS. BERBALIK DAN MENGANGKAT PISTOLNYA.

Dengan pistol terhunus aku turun ke jalan. Siap untuk membunuh seseorang di jalan Sudirman atau di Thamrin. Seorang yang aku cintai yang ingin kulahirkan kembali dalam diri setiap orang. Aku tidak hanya merindukan perubahan, tapi kepastian yang menjamin bahagia lebih banyak untuk semua orang, lebih panjang untuk semua orang, lebih nyata untuk semua orang, tanpa menambah pahlawan-pahlawan baru!

MENGANGKAT SENJATA MAU MENEMBAK TERDENGAR SEBUAH SUARA MEMANGGIL.

Heeeeeeee!

CEPAT BERBALIK MEMBELAKANGI PENONTON.

SATU-DUA-TIGA, LAMPU PADAM.


Jakarta, 16 Desember 1980

Tidak ada komentar:

Posting Komentar