BALI
monolog oleh:
Putu Wijaya
PAGI-PAGI DI BANDARA NGURAH RAI BALI, SEBUAH PESAWAT MENDARAT MENUMPAHKAN SEABREK TURIS. BOM BALI SATU DAN DUA SUDAH LEWAT. TIDAK ADA TURIS LAGI TAKUT PERGI KE BALI. ADA BOM LAGI JUGA MEREKA TETAP AKAN DATANG. PESONA BALI MEMANG LUAR BIASA BAGAI KARET BUSA BALI MENGHISAP PELANCONG DATANG. SAMPAI.
DI ANTARA TURIS YANG BARU DATANG TERSELIP SEORANG TURIS TUA . DANDANANNYA SEMRAWUT. MUKANYA TELER. MABOK KARENA KEBANYAKAN TERBANG DAN HATINYA TIDAK TENTERAM, SAMBIL HANYA MENENTENG TRAVEL BAG KECIL, IA BERTERIAK. KECEWA, BINGUNG DAN KEMUDIAN MARAH.
Bali? Ini Bali? Ini yang mereka gembar-gemborkan sebagai Pulau Dewata. Jamrut Khatulisriwa. Surga Dunia! Omong kosong! Lihat bandara kampung yang semrawut ini. Bangunannya brengsek. Landasannya tidak rata. Pesawat-pesawatnya tidak layak terbang. Orang-orangnya lamban. Kotor. Bau. Panas bukan main. Pagi-pagi sudah bikin aku keringatan. Ini skandal besar!
DIA MEMBUKA MANTELNYA.
Kenapa aku mesti terbang puluhan jam hanya untuk makan makanan sampah. Disiksa. Tidak bisa tidur. Dipaksa nonton Mister Bean yang asosial dan amoral itu. Mengapa aku membiarkan diriku ditipu travel agen yang menjanjikan aku sebuah petualangan spiritual yang melahirkan aku kembali jadi manusia baru. Ini manipulasi. Aku akan menuntut kepada biro turisme internasional, sudah terjadi kebohongan yang memalukan. Di peradaban Timur yang konon dipujikan santun manusianya hidup tersenyum, ternyata hanya ada kebohongan.
MELIHAT KE SEKELILING NYA.
Mana itu orang-orang yang dijanjikan dengan senyuman ramah-tamah. Mereka hanya memburu turis-turis yang bawa tas besar. Mereka pikir di dalam tas itu ada emas. Padahal itu semua orang-orang miskin yang coba menikmati duitnyanya karena di sini mata uang asing harganya tinggi. Tolol! Kalian tidak akan dapat sepeser pun dari petualang-petualang yang itu. Orang-orang kaya tidak perlu memamerkan kekayaann, kami menyimpan duit dalam kartu plastik dan hanya akan membelanjakan dengan perhitungan yang tepat, untuk orang yang tepat, untuk tempat yang tepat. Dan bukan semua ini!
BERJALAN
Sini kamu! Antarkan aku ke Bali! Sekarang juga. Detik ini juga! Aku berkejaran dengan waktu. Setiap detik hargaku sama dengan puluhan ribu dollar. Apa?
MENYAPA SEORANG GUIDE.
Sorry. Apa? Ini Bali? Kamu bilang ini Bali?
MELIHAT KE SEKELILING LALU TERTAWA SINIS.
Mana dewa-dewanya? Mana penari-penarinya yang matanya bisa berputar-putar seperti bola? Ini hanya beberapa meter dari neraka. Tidak! Aku tidak percaya. Aku tidak peduli. Aku mau ke Bali! Siapa yang bisa bawa aku ke Bali? Bali! Bukan beli!
MENGHINDAR.
Tidak usah! Tidak usah! Jangan gangu aku! Aku mau ke Bali!
SIBUK MENGJHINDAR DAN AKHIRNYA SENDIRIAN. MELIHAT KE
SEKITARNYA DAN HERAN TIDAK ADA YANG MENGHAMPIRI.
Tidak ada yang bisa mengantarkan aku ke Bali? Tidak ada yang tahu di mana Bali? Bandara apa ini. Tidak ada informasi. Tidak ada fasilitas. Ini bukan standar internasional. (BERTERIAK) Heeeeeeee! Siapa yang bisa mengantarkan aku ke Bali! Ke Bali!
HPNYA BUNYI. LANGSUNG MENGANGKAT.
Ya sayang. Ini aku. Aku baru saja turun dari pesawat dan sekarang aku mau ke Bali. Tapi tidak ada orang yang tahu di mana Bali. Aku sudah tertipu. Untung aku berangkat sendiri. Kalau kamu ikut barangkali sudah meninggal di jalan karena kecewa. Ya aku akan pulang kalau berteriak sekali lagi nanti tetap tidak ada yang bisa mengantarkan ke Bali. Aku juga cinta pada kamu!
MENUTUP HP. LALU KEMBALI BERTERIAK.
Siapa yang bisa antar aku ke Bali, aku kasih seribu dollar. Ke Bali! Bukan ke mari! Siapa? Dua ribu dollar! Ayo cepat, aku tidak ada waktu! Tiga ribu! Empat! Lima ribu dollar. Itu sama dengan naik pesawat kelas satu. Lima ribu dollar!
HERAN.
Gila! Tidak ada yang tahu berapa itu lima ribu dollar? Apa di sini semua orang butahuruf? Sepuluhribu dollar!
TERHUYUNG HAMPIR JATUH KARENA BERTERIAL. UNTUNG DIPEGANG OLEH SEORANG SOPIR TAKSI YANG MERANGKAP GUIDE . TURIS TUA ITU SALAH SANGKA. DIA MENEPISKAN TANGAN ORANG ITU.
Sorry, aku bisa bawa sendiri. Aku tidak memerlukan bantuan. Aku cuma mau cepat-cepat ke Bali! Apa? Ini bukan Bali! Kamu? Kamu bisa mengantar aku ke Bali? O terimakasih Bung, bagaimana kamu akan mengantar aku ke situ, kalau orang-orang lain itu tidak ada yang bisa. Aku sudah tawarkan sepuluhribu, tidak ada yang mau.
MENDENGAKAN DAN TERKEJUT.
Kamu bisa? Oke. Tapi aku tidak mau ditipu. Aku sudah sering ditipu di Italia. Di Moskow. Di Philipina, India. Di Brazilia dan Afrika Selatan. Bahkan juga di Arab.Aku tidak mau lagi ditipu di sini. Tidak! Aku yang mengajukan tawaran, bukan kamu. Antarkan aku ke Bali dan aku akan berikan kamu duit yang bagus. Tapi Bali. Bukan yang lain. Aku hanya mau ke Bali. Dan hari ini. Aku tidak punya waktu. Sebab besok pagi aku sudah harus kembali. Pasangan hidupku merayakan ulang tahunnya yang ke 90 besok malam. Jadi kalau kau bisa mengantarkan aku ke Bali dalam satu hari, oke kita deal, kalau tidak, bukan aku, kamu yang harus bayar. Bayar makananku, bayar hotelku dan bayar waktuku yang kau sia-siakan. Oke?
TERKEJUT.
Oke? Kita pakai pesawat yang mana? Mobil? O ya aku pernah dengar di Bali mobil bisa terbang. Asal mobil kamu bukan buatan China. Aku tidak benci China, aku hanya bersaing dengan perusahaan mobil China, masak aku harus naik mobil China. Mana mobil kamu?
MELIHAT KE MOBIL.
Tidak terlalu bagus, tapi lebih baik daripada mati berdiri di bandara yang kumuh itu. Ke mana kita. Apa? Hotel? Aku mau ke Bali bukan ke hotel! Aku tidak perduli itu hotel Bintang 50. Aku tidak perlu mandi atau sarapan. Aku sudah bosan rutinitas semua itu. Aku mau ke Bali. Sekarang. Ya atau tidak. Aku bayar kalau kau bisa antar aku ke Bali dalam satu hari. Tapi kamu bayar kalau kamu gagal! Oke jangan berdebat lagi soal yang sudah kita putuskan. Ayo ke Bali! Jangan cerewet!
MELIHATR DENGA TERCENGANG KE JENDELA MOBIL, MELIHAT
KEMACATAN YANG LUAR BIASA DI AKHIR TAHUN.
Apa di sini ada jalan. Kenapa hanya mobil-mobil. Orang waras akan bikin jalan dulu baru beli mobil. Di sini kelihatan ada mobil dulu baru bikin jalan.
TERDENGAR SUARA TARIAN KECAK. TURIS ITU MEMPERHATIKAN.
Apa itu? Tarian kera? Kera-kera menari jauh lebih hebat dari orang-orang itu. Jangan coba-coba menipu. Aku sudah nonton ballet klasik di Moscow. Aku makan bersama penari-penari dunia. Aku tahu mana penari mana tukang sapu dari jalanan. Paling orang-orang itu tetangga atau kuli-kuli bangunan yang ingin cari tambahan lembur dengan jadi kera. Aku kenal Wolter Spies yang menciptakan tarian itu! Jangan buang-buang waktuku ngajak aku nonton tarian sampah untuk turis-turis bodoh yang bayar sepuluh dollar itu. Bawa aku ke Bali! Sekarang! Aku tidak punya waktu!
TERKEJUT KARENA DIAJAK MASUK RESTORAN.
Aku tidak lapar. Kenapa aku harus makan? Ini apa? Spageti? Spageti kok seperti mi Jawa? Daripada makan lebih baik kamu cepat bawa aku ke Bali sekarang.
MAKAN DAN NAMPAK ENAK. TAPI DIA TERUS SAJA MENYUMPAH-
NYUMPAH.
Ini bukan spaghetti. Kenapa kamu pikir aku akan suka makanan ini. Ini makanan sampah. Aku sudah berhenti menjadikan perutku sebagai tong sampah. Perut itu bukan kuburan, aku selalu memilih isi yang terbaik. Yang terbaik baru aku telan. Oh my Godf I am full.
MINUM.
Nggak enak. Aku tidak mau bayar. Ini semua ide kamu. Kamu yang harus bayar! Dan bawa cepat aku ke Bali sekarang! Ke Bali! Sekarang! Aku tidak ada waktu!
TERKEJUT KARENA DIRUBUNG OLEH ORANG-ORANG YANG JUALAN
SOVENIR.
Hee, heee, apa-apaan ini! Aku tidak mau belanja! Aku tidak bawa duit! Aku mau ke Bali! Tidak! Tidak! Suruh orang-orang itu pergi! Aku bisa kekurangan oksigen kalau mereka merubung terus! Aku bukan artis! Pergi! Pergi!!! Jangan narik tasku! Hee!
MEMUKUL DENGAN TRAVELLING BAGNYA. LALU LARI MENYELAMATKAN DIRI
Gila! Kenapa orang-orang itu! Yang kecil, yang besar semuanya tidak
dewasa!Mereka tidak peduli, aku perlu privasi. Bilang sama mereka aku tidak mau belanja aku mau ke Bali! Ke Bali! Sekarang! Aku tidak punya waktu! Inggat, kalau kamu tidak bisa ngantar aku ke Bali dalam waktu 24 jam aku tidak mau bayar!
MENOLEH.
Apa ini. Gua gajah? Mana gajahnya? Itu Gua lawa? Gua kelelawar? Mana
kelelawarnya. Coba suruh terbang! Gua gajah tidak ada gajahnya, gua kelelawar tapi kelelawarnya molor semua. (MWENGUMPAT) Tai kebo. Bawa aku ke Bali. Ke Bali! Aku tidak punya waktu!
JALAN KESAL.
Dan ini Kintamani? Hah! Kenapa kamu bawa ku ke Kintamani? Di negeriku
banyak gunung. Jauh lebih dahsyat dan spektakuler dari ini. Yang meletus juga ada. Banyak danau. Untuk apa aku ke danau dan melihat mayat yang tidak dikubur. Aku tidak perlu semua itu. Persetan semuanya. Jangan bawa aku ke tempat-tempat yang sudah aku tahu. Lihat sebentar lagi sore. Waktu habis! Bawa aku ke Bali! Sekarang, sekarang juga! Ke Bali! Aku tidak punya waktu! Cerewet kamu!
MENGELUARKAN TELEPON GENGGAM.
Sayang. Kamu belum tidur? Aku juga selalu memikirkan kamu. Berpisah membuat kita jadi dekat. Ya, aku dalam perjalanan, sayang. Aku akan pulang besok meskipun aku sudah gagal pergi ke Bali. Untung kamu tidak ikut. Kalau kamu ikut kamu bisa mati karena kecewa. O, sudah aku katakan itu tadi. Oke. Aku juga cinta sama kamu.
HARI MENJADI SORE. SUN SET.
(BETERIAK) Sun set? Ya Tuhan, untuk apa, untuk apa aku diajak melihat sun set. Setiap hari aku lihat sunset dan sun rise di mana-mana. Aku tidak peduli. Ini namanya Tanah Lot atau apa, terserah, aku tiak ikut campur!. Aku tidak peduli di situ banyak ular atau tidak. Tapi ini sun set biasa. Di mana-mana juga sun set begini. Langit merah, semua orang menunggu dan mau memotret. Tapi kemudian mataharinya tertutup awan. Nah bener kan. (KETAWA BERKEPANJANGAN) Bener kan! Lalu penantian berjam-jam berakhir dengan kegagalan.
GELAP
Ya Tuhan, o guide dan sopirku yang malang, kamu sudah gagal membawa aku ke Bali. Waktu sudah habis. Aku tidak mau bayar sepeser pun untuk kegagalan ini. Dan aku tidak kuat lagi dengan semua siksaan ini. Aku terlalu capek! Badanku remuk. Tapi aku mau ke Bali. Bawa aku ke Bali. Sekarang! Aku tidak punya waktu. Aku
HAMBRUK JATUH. TERDENGAR SUARA SIRINE AMBULANS. LAMPU PADAM PERLAHAN-LAHAN.
PAGI BERIKUTNYA. DI BANDARA. TURIS TUA ITU KELIHATAN MENUNGGU BERANGKAT. DI TANGANNYA ADA TIKET. DIA BERSENANDUNG DAN BERSIUL. HP BERBUNYI.
Ya selamat malam sayang. Di sini pagi. Aku sudah di air port. Sebentar lagi
terbang. Aku pasti sampai ke rumah pada saat yang tepat untuk merayakan ulang tahunmu dan ulang tahun pernikahan kita yang ke 75. Semua berjalan seperti yang direncanakan. Tapi akibat perjalanan panjang, setelah melihat sun set dengan si Wayan kemaren aku pinsan. Untung sopir itu hebat. Dia langsung membawaku ke ICCU. Setelah diberikan pertolongan darurat, aku boleh ke hotel dan harus istirahat. Ya, ya, aku tidak bisa menjawab telepon semalam. Itu pasti Wayan. Dia menunggui aku di kamar sepanjang malam. Ya, ya dia memang baik. Bahkan terlalu baik. Aku belum pernah bertemu manusia sebaik itu. Waktu aku bangun, dia masih tidur di kursi. Aku tidak sempat lagui membangunkan dia karena takut telat. Aku tinggalkan saja travelling bag-ku di kamar untuk dia. Dan ya tentu saja. Aku tulis buat dia cek sepuluh ribu seperti yang sudah aku janjikan. Apa? Aku tidak sempat membangunkan. Aku kira kalau dia nanti bangun dan lihat tasku, dia pasti tahu itu untuk dia. Ya? Apa? Salah? Aku harus bilang langsung sama dia? Apa? Jangan-jangan tas itu nanti dikirim kembali? Sebentar, sebentar, ini dia datang. Nanti aku telepon lagi. Wow kamu betul, dia bawa tasnya. Aku juga cinta pada kamu. (MENGECUP)
BERBALIK.
Hallo Wayan! Kau tidak perlu bangun. Kau bisa tinggal di hotel sampai pukul dua belas. Apa? Cemas? Aku tidak apa. Biasa. Kemaren aku terlalu capek. Terimakasih, kamu sudah mengurus semuanya. Apa? Travelling bag? Ya itu punyaku. Tapi sekarang untuk kamu. Ya. ZSudah kamu buka? Di dalamnya memang ada cek. Itu juga untuk kamu. Ya sepuluh ribu dollar. Sebagai hadiah untuk kamu. Apa? Gagal? (HERAN) Kamu sama sekali tidak gagal, Wayan. Kamu tidak gagal Wayan. Kamu berhak menerima pembayaran itu. Tidak jangan dikembalikan. Itu sudha pantas buat kamu. Kamu sudah mengantarkan aku ke Bali. Hanya dalam 24 jam kamu sudah mengantarku aku ke seluruh Bali. Aku bukan saja melihat Bali, tapi aku sudah merasakan Bali. Aku tak sabar, aku akan pulang dan mengajak partnerku untuk kembali. Aku akan bilang kepada semua orang di situ, supaya mereka pergi ke Bali kalau ingin melihat Surga yang terakhir. Tidak, tidak, jangan dikembalikan, ini untuk kamu. Kamu tidak perlu merasa bersalah. Kamu sudah membawaku ke Bali. (MENUNJUK KE SEGALA JURUSAN) Itu, itu, itu semua Bali Beach, Sanur, Kuta, Gua Gajah, Gua Lawah, Kintamani, tari kecak, Tanah Lot, Sunset, itu hanya bagian kecil dari Bali. Bali yang sebenarnya sudah aku rasakan di sini (MERABA DADA) Di dada kamu Wayan. Itu Bali! (SELANJUTNYA TAK KEDENGARAN, KARENA PESAWAT MENDARAT. BERISIK DAN BISING)
Jakarta 1999
Tidak ada komentar:
Posting Komentar