ANJING
monolog
oleh:
Putu Wijaya
SEBUAH KURSI DAN MEJA. SEEKOR ANJING YANG LEHERNYA TERIKAT TALI PANJANG DI KAKI MEJA BERBARING DI BAWAH MEJA. KETIKA ADA SALAK ANJING DI KEJAUHAN, ANJING ITU BANGUN DAN KEMUDIAN MULAI MENYALAK.
KEMUDIAN ANJING DARI KEJAUHAN ITU MELOLONG. ANJING ITU KELUAR DARI BAWAH MEJA LALU DUDUK DI KURSI. LOLONGAN ANJING SEMAKIN PILU. ANJING ITU KEMUDIAN NAIK KE ATAS MEJA. MENGAMB IL KURSI DAN MENAIKKAN KE MEJA. LALU BERDIRI DI TAS KURSI DI ATAS MEJA DAN MEMBALAS MELOLONG.
SUARA PINTU TERBUKA. LALU ORANG MEMAKI DAN MELEMPARKAN SANDAL MENGENAI KEPALA ANJING DIBARENGI SUMPAH SERAPAH..
ANJING ITU KONTAN DIAM DAN MELOMPAT KE LANTAI MEMBAWA KURSI , LALU MASUK KEMBALI KE BAWAH MEJA. DIA MENGERAM-NGERAM KECIL MERASA BERSALAH. TAPI SATU SANDAL LAGI DILEMPAR, SEHINGGA ANJING ITU BERFTERIAK DAN LANGBUSNG BUNGKAM..
SUARA PINTU DIKUNCIK. LALU KEADAAN TENANG KEMBALI. ANJING IKTU PERLAHAN-LAHAN KELUAR DARI BAWAH MEJA LALU DUDUK DI KURSI DAN SAMBAT .
Siapa bilang enak jadi anjing. Sementara kita meraung-raung kelaparan, kedinginan dan kesepian , manusia enak-enakan pelukan di atas kasur. Lempar sandal lagi Sialan!
MENGAMBIL SANDAL. MAU MELEMPARKAN SANDAL KE PINTU. TAPI TERDENGAR SUARA PINTU DIBUKA. TAKL JADI MELEMPAR, LALU MASUK KEMBALI KE BAWAH MEJA DAN PURA-PURA TIDUR.
TULANG-TUL:ANG DILEMPARKAN MENGENAI ANJING ITU DISERTAI OMELAN. KEMUDIAN PINTU KEMBALI DIKUNCI. SETELAH KEADAAN TENANG, AN JING ITU BANGUN.
Kurang ajar! Itu dia enaknya jadi manusia. Sadis!. Orang kagak salah dikeplak seenak udelnyua. Tidak berbudaya sama sekali! Anarkhis! Coba kalau tidak dirante begini, masih berani nggak?
MENGAMBIL TULANG DAN MENGGIGITNYA.
Ngasih makan cuma tulang! Kalau nggak punya duit jangan pelihara anjing dong! (TERKEJUT DAN MEMBANTING TULANG) Bangsat! Plastik lagi! Memangnya aku bayi! Seenaknya aja! Anjing lhu!
MAU MENENDANG KURSI. TAPI KEMUDIAN TERDEN GAR SUARA KUNCI. TAK JADI MENENDANG, LANTAS DUDUK MANIS. TAPI TIDAK ADA APA-APA. DI KEJAUHAN TERDENGAR LAGI LOLONG ANJING. ANJING ITU GELISAH.
Beginilah nasib anjing. Dipukul,. Dilempar, disumpahi, diikat, tidak ada kebebasan dan kemerdekaan. Apalagi kesetaraan!
DI DALAM RUMAH TERDENGAR SUARA MUSIK.
Hmmm! Dengar itu. Memang lebih enak jadi manusia ke mana-mana! Bisa dengerin musik sementara kita tiap malam mesti jagain pagar! Bisa lihat televisi, main game, buka internet, bikin face book, ngintip situs-situs porno, dengertin radio. Kita? Mana bisa anjing main BB! Lalu di mana, di mana letaknya keadilan? Omong kosong! Gombal! Kebenaran hanya cita-cita. Manusia tidak akan mau ngasih kita kemerdekaan. Maunya berkuasa dan menyiksa sampai tua! Manusia mau ngapaian saja bisa. Ada. Bahkan makan daging manusia juga sah-sah saja seperti Sumanto dan Sumanti itu. Hanya makan tai yang tidak mau dilakukan manusia. Mereka bilang itu peradaban anjing! Padahal kelakuan mereka semuanya tahi kucing! Kita dijajah terus! Keluar halaman saja tidak boleh. Padahal ini kan musim pacaran. Mana dong kesempatan kita untuk Valentine! Lama-lama populasi kita terus berkurang kalau begini caranya. Tali di leher ini yang membuat aku sebel. Jangankan menikmati hari Valentine, beli makanan anjing ke supermarket saja tidak bisa. Anjing kok mau belanja, sejak kapan kata waiternya yang giginya dikawat itu.
SUARA LAGU BERHENTI. ADA BUNYI-BUNYI MESRA
Apa itu? Apa itu! Apa itu! Nggak bosan-bosannya hampir tiap malam! Satu hari bisa dua tiga kali! Sementara kita dikebiri! Gimana tidak gila kalau begini. Memangnya kita tidak punya perasaan! Kalau boleh curhat kepala ini sudah busuk. Menahan emosi itu ada batasnya. Kecuali kalau ini memang harus begini! Tapi kenapa? Di zaman Nabi Sulaiman ini tidak akan terjadi. Kita bisa bicara, karena hak-hak kita dihargai sama. Sekarang? Namanya saja demokrasi. Demokrasi untuk siapa. Kalau lagi kepingin bagian baru jadi pejuang demokrasi, tapi kalau nginjak ekor kita, mengkebiri kita, persetan sama elhu. Elhu kan binatang, memang gua pikirin! Ah! Ember! Kalau mau bikin eksperimen baru kita yang dikerjain. Dijadikan kelinci percobaan. Dikirim keluar angkasa. Ditipu mentah-mentah supaya lari-lari di rumah judi pacuan anjing. Teror! Itu kriminal! Teriak-teriak tentang hak azasi. Itu hak azasi manusia, kita ini. cuma dikasih pantat. Semua cipoa! Sebel gua! Asu!
KENCING DI KAKI MEJA. SUARA PINTU KEMBALI DIBUKA. ANJING CEPAT BERHENTI DAN MELOMPAT LAGI KE BAWAH MEJA.
Kenapa manusia bisa dapat segala-galanya dan anjing hanya tidur di bawah meja. Kebelet kencing saja bisa dikepret. Kenapa hanya manusia yang boleh naik kapal terbang, keluar masuk gedung, nginap di hotel bintang lima. Hanya manusia yang bisa korupsi, punya simpanan. Punya hak milik dan teritorial yang dikuasai secara legal. Punya keluarga, cita-cita, masa depan dan akhirnya bisa makan daging anjing! Lapo!
KELUAR LAGI LALU NAIK KE MEJA.
Menjadi manusia memang enak. Bisa punya rumah seratus, padahal yang dipakai tidur hanya satu. Punya pesawat pribadi, anak buah, body guard, kekuasaan, pengaruh, cita-cita, cinta, kehormatan. Bisa masuk koran menjadi kepala berita. Yang paling hebat, anjing tidak mungkin pelihara anjing. Hanya manusia yang bisa punya anjing. Dari anjing kampung sampai doberman komplit sertifikat trahnya resmi diakui internasional! Manusia bisa jual anjing, bisa jual manusia, tapi anjinmg mana munglkin jual anjing! Makanya sekali lagi: anjing!
TURUN DAN MENYERET MEJA.
Menjadi manusia paling nikmat,. Bisa aha-ihi dengan bintang-bintang film, main mata dengan pejabat, nonton jazz, main drama, masuk televisi. Berdiskusi, membaca sajak: … kita anjing yang diburu …….. padahal anjingnya tetap kita-kita juga! Bete! Sajak-sajak memang gombal. Hari gini ngaku-ngaku jadi anjing! Coba rasain kena gampar sandal sekali aja!
MAU ME:LEMPAR TAPI TERDENGAR SUARA LAGU DANGDUT RADIO TETANGGA.
O mak! Gantian dong satu kali saja , biarin kita yang dangdutan dan goyang ngebor
ANJING ITU BERJOGET GENIT SEKALI DI ATAS MEJA. TIBA TIBA TERDENGAR SUARA ANJING MENYALAK. DIA LANGSUNG MELOMPAT DAN IKUT MENYALAK. KEMUDIAN MELOLONG. LAUTAN LOLONGAN ANJING DI MANA-MANA. BERHENTI MELOLONG LALU MENGGEBRAK KARENA BISING.
Hee diem lhu berisik! (ANJING TERUS MENGGONGGONG) Diem! (MELEMPAR DENGAN SANDAL) Dasar anjing!
MAU M ELEMPAR LAGI. TAPI PINTU DIBUKA LAGI ANJING ITU DISIRAM AIR SAMPAI BASAH KUYUP KEPALANYA.
Apa boleh buat, skenarionya sudah menentukan anjing begini. Anjing tidak bisa jadi bos. Diguyur air bekas cebokan juga nikmati saja. Sebagai anjing aku hanya binatang piaraan. Aku selalu jadi pelengkap penderita. Tak ada pilihan. Duniaku, kebebasanku, sudah dijatah. Manusia lain. Mereka Tuan Besar! Manusia bisa mandiri, bisa bablas, bisa menghujat, bisa demo dan terima sogokan. Bisa jadi caleg, bisa jadi maling tanpa kena hukuman, bisa mengganyang manusia lain, bisa bunuh orang dan dinobatkan sebagai pahlawan. Dapat uang pensiun, bisa menuntut apa saja termasuk yang bukan haknya. Bisa menyulap kebenaran. Bisa main politik. Dan terutama tak usah berhubungan dengan dokter hewan untuk dikebiri. Malah bisa menggaji dokter hewan dan punya salon anjing
TERTAWA
Tuhan Seru Sekalian Alam, dengarkan, inilah doaku. Aku ingin jadi manusia,. Jadikan aku manusia, Tuhan, Kau jangan kejam. Biarkan aku jadi manusia. Cepat-cepat sajalah renggut nyawaku dan segala keinginanku, lalu cepat-cepat lahirkan lagi aku jadi manusia. Aku ingin jadi anak konglomerat, anak pejabat yang berkuasa. Aku bosan menggonggong dan makan tai. Aku mau jadi makhluk nomor satu yang paling Kau cintai!
BERBARING DI ATAS MEJA
I have a dream. Aku ingin jadi juri festifal film. Aku ingin memilih bintang yang paling berani buka-bukaan jadi pemain terbaik. Aku mau jadi wakil rakyat biar bisa berantem seperti bonek. Aku ingin punya kerangkeng dan merantai leher anjing! Aku ingin menulis ulang sejarah supaya bisa membelokkan nasib memperbaiki trahku. Aku ingin jadi pilot, kapitan, sutradara yang mendiktekan taktik dan strategi politik. Aku mau jadi pemimpin, pahlawan, idola. Aku ingin jadi pemenang American Idol.
BANGUN
Dan menyanyikan: I want to be free, free, freeeeeeeeee! Lalu memaki: anjing! Anjing! Anjing! Anjing! Aku berjanji aku akan membunuh semua anjing-anjing supaya manusia bebas dari penyakit rabies
BERDIRI
Tuhan jangan diam saja. Kabulkan permintaanku sekarang. Cepat jadikan aku manusia! Aku akan menikmati keberadaanku sebagai manusia dengan sepuas-puasnya. Aku akan memanfaatkan kelebihan-kelebihanku sebagai manusia dengan setotal-totalnya. Aku akan mensyukuri dan
berbahagia sebagai manusia. Aku tidak akan melolong lagi di tengah malam, karena ngilu dan rindu pada sesuatu yang jauh tapi sebenarnya tak pernah ada, karena mimpi jadi kenyataan namanya bukan lagi mimpi. Keindahannya juga pasti ludas. Tuhan, dengarkan perkataanku. Aku akan membela kebenaran dan keadilan. Menegakkan demokrasi dan hak azasi manusia. Aku akan mensyukuri hidup! Dan memulyakan namaMu.
BERSUJUD
Aku bersumpah tidak akan pernah lagi mengkhayal !
LOLONGAN ANJING YANG MEMILUKAN.
Biarkan anjing-anjing saya yang mengkhayal! Mengkhayal memang anjing ! Mengkhayal adalah membunuh diri perlahan-lahan dari dalam sel-sel kita sendiri. Khayal adalah kanker otak yang ganas. Sebagai manusia aku tidak akan lagi hidup di alam khayal. Aku akan pasrah, nrimo, realistik.
TURUN.
Aku tahu, menjadi manusia tidak mudah, kelihatannya saja gampang. Karena manusia harus berjuang, bersaing keras kalau mau sukses. (MEMBUKA BAJU DAN MENGELAP MEJA DENGA N BAJUNYA) Kerja adalahg ibadah! Tidak ada pekerjaan yang hina. Kerja adalah istirahat! (MEMIKUL MEJA DAN MEMBOPONGNYA JALAN) Beban adalah kewajiban. Hidup adalah pengabdian yang tanpa ada akhir.
BERBARING TELUNGKUP DENGAN MEJA DI ATAS PUNGGUNGNYA
Aku tidak akan pernah mengeluh lagi memikul hidupku. Di balik setiap kekalahan selalu ada janji, buat orang yang mau berjuang. Aku berjanji aku akan menjadi manusia yang baik. Khususnya terhadap anjing.
KELUAR DARI TIDIHAN MEJA. BERDIRI. MEMAKAI LAGI BAJUNYA.
Aku akan membuat semua anjing merasa hidup ini indah dengan cara mencintai mereka. Bukan cinta lokasi, tapi cinta sejati. Tulus ikhlas dan pas. Anjing-anjing peliharaanku, mahlukmu itu Tuhan, akan berada dalam keadaan yang nyaman dan mereka berbahagia. Aku tidak akan mengikatnya dengan tali, tapi kasih.
MEMEGANG TALI YANG MENGIKAT LEHERNYA. MEMBALIKKAN LAGI MEJA DAN BERDIRI.
Tali ini, ini bukan tali. Ini adalah ikatan batin. Memang semuanya hanya masalah interpretasi, argumentasi, dan komunikasi. Banyak anjing sekarang merasa tidak berbahagia karena tak pernah dapat informasi tentang tata nilai. Banyak anjing yang berasal dari keturunan kolong yang tidak mengerti arti perlakuan baik. Dengan pendidikan yang terarah dan baik, bukan hanya untuk mencetak manusia cerdas dan kompetetitif seperti cetak biru pendidikan sekarang, tapi pendidikan yang membuat moralnya bijak, semuanya akan beres. Mereka akan sadar, meskipun hanya anjing. Bahwa kalau toh makanan dijatah dan dijaga kalorinya, itu untuk kesehatan mereka sendiri. Tali ini adalah remote kontrol alias proteksi.
MENARIK TALI HINGGA KENCANG.
Pendidikan yang salah sudah membuat anjing jadi binatang. Semua yang berguna, tali batin ini, mereka tolak dan lebih suka hidup liar, mengorek tong sampah. Daripada dibawa ke salon anjing-anjing itu lebih suka main di comberan. Mereka harus diberi penjelasan. Nasib harus dinilai dengan sudut pandang baru bahwa: sebagai anjing, nasib mereka tak pernah seburuk yang mereka sangka.
MELILITKAN TALI ITU KE TUBUHNYA
Kalau anjing diikat, itu bukan berarti dipasung, tetapi dilindungi. Kalau mereka dikurung, itu bukan dipasung atau dijajah tapi dimanjakan. Kebahagiaan dan keserba-berlimpahan yang terlalu obral, justru bisa tak kelihatan. Seperti gajah di pelupuk mata. Kekayaan kita sendiri tidak terlihat. Tapi kemiskinan adalah kuman di seberang lautan yang menghantui setiap saat. Jadi kembali kepada anjing-anjhing kampong itu, mereka harus diajar melihat segala sesuatu dengan kaca-mata terbalik. Itulah hakekat peradaban!
KETAWA
Tuhan, anjing-anjing itu harus kita didik untuk bisa merasakan kebenaran itu memerlukan kejujuran. Jujur adalah segala-galanya, bukan uang. Tidak akan mungkin merasakan kebahagiaan kalau tidak bisa jujur.
MENGURAIKAN TALI DAN PERGI SEJAUH MUNGKIN SEHINGGA TALINYA KENCANG
Coba, kalau kalau pada suatu pagi atau sore, seorang konglomerat menuntun anjing di dalam sebuah taman, untuk diajak jalan-jalan, karena anjingnya juga harus buang air besar. Coba bayangkan. Coba, sebetulnya waktu itu yang jadi tuan siapa ? Manusia? (KETAWA) Salah. Anjing! Anjing itulah tuannya! Konglomerat itu sudah jadi budaknya!. Biar pun dia punya pesawat pribadi, bahkan jadi Kepala Negara, dia tetap hanya budak. Budak anjingnya. Ini memerlukan kejujuran. Hanya orang-orang yang berani jujur yang akan bisa menikmati kebenaran. Manusia adalah budak , bukan tuan. Manusia tidak menangis waktu ada manusia lain mati, tapi dia tersedu-sedu waktu anjingnya mati. Manusia tidak peduli kapan anaknya ulang tahun, tapi dia bangun pagi untuk mengantarkan anjingnya berak! Anjing bukan binatang yang tidak berdaya, tapi tuan yang berkuasa.
MENGAMBIL KURSI DAN NAIK KE ATAS MEJA LAGI.
Jadi, hidup anjing sebenarnya nikmat betul. Tidak usah dikejar-kejar petugas pajak. Tidak takut sama KPK. Tidak perlu repot punya pekerjaan atawa status sosial. Tidak usah terobsesi jadi Caleg. Aman dari segi-segi politik. Boleh menggigit siapa saja dan tidak ada penjara buat anjing. Hidup anjing begitu bebas. Hidup anjing begitu dimanjakan. Makanan anjing bisa lebih mahal dari pegawai negeri eselon B. Silsilahnya ditulis rapih. Harga anjing bisa jutaan. Jiwa manusia sekarang tidak ada harganya! Ratusas, ribuan mati dalam teror biasa-biasa saja!
MELEPAS TALI DARI LEHERNYA DAN KEMUDIAN MEMBUANG. LALU NAIK KE KURSI DAN BERDIRI.
Jangan salah! Hidup anjing itu nikmat! Alangkah asyiknya menjadi anjing. Dibawa ke mana-mana oleh Presiden Reagan. Dibuatkan kontes. Naik ke ruang angkasa dalam percobaan semesta. Menjadi anjing top. Anjing tidak usah berpikir, manusia yang berpikir untuk anjing. Dengan satu kata: manusia adalah budak anjing.
MENYATUHKAN TANGAN MEMEJAMKAN MATA DAN BERDOA
Ya Tuhan, alangkah bahagianya menjadi anjing. Tuhan, aku ingin sekali jadi anjing!
SALAK DAN LOLONGAN ANJING DI KEJAUHAN. MENYALAK. TIBA-TIBA PINTU TERBUKA LALU TERDENGAR SUARA TEMBAKAN. ANJING ITU TERTEMBAK DAN TERJUNGKAL JATUH. SUARA TEMBAKAN TERUS DI SANA-SINI.
TERDENGAR SUARA TELEVISI MENYIARKAN BERITA PEMBASMIAN ANJING RAS KARENA WABAH RABIES.
Humor, Agustus 1992
Tidak ada komentar:
Posting Komentar